Kurikulum merupakan salah satu
komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan, karena itu
kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai
pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan.
Setiap pendidik harus memahami
perkembangan kurikulum, karena merupakan suatu formulasi pedagogis yang paling penting dalam
konteks pendidikan, dalam kurikulum akan tergambar bagaimana usaha yang
dilakukan membantu siswa dalam mengembangkan potensinya berupa fisik,
intelektual, emosional, dan sosial keagamaan dan lain sebagainya.
Dengan memahami kurikulum, para
pendidik dapat memilih dan menentukan tujuan pembelajaran, methode, tekhnik,
media pengajaran, dan alat evaluasi pengajaran yang sesuai dan tepat. Untuk
itu, dalam melakukan kajian terhadap keberhasilan sistem pendidikan ditentukan
oleh semua pihak, sarana dan organisasi yang baik, intensitas pekerjaan yang
realistis tinggi dan kurikulum yang tepat guna. Oleh karena itu, sudah
sewajarnya para pendidik dan tenaga kependidikan bidang pendidikan Islam
memahami kurikulum serta berusaha mengembangkannya.
A.
Pengertian dan Fungsi Kurikulum
Kosakata kurikulum telah masuk ke dalam
kosakata bahasa Indonesia, dengan arti susunan rencana pengajaran. Kosakata
tersebut menurut sebagian ahli, berasal dari bahasa latin,curriculum yang berarti bahan pengajaran dan ada pula yang
mengatakan berasal dari bahasa Perancis, courier
yang berarti berlari.
Dalam bahasa Arab, ada yang menggunakan
kosakata al-manhaj untuk kosakata
kurikulum. Dalam hubungan ini, Mohammad al- Toumy al Syaibani mengemukakan
sebagai berikut.
Adapun tentang pengertian kurikulum
dalam pendidikan, maka jika kita kembali kepada kamus-kamus bahasa Arab, maka
kita dapati kata-kata “manhaj” (kurikulum)
yang bermakna jalan yang terang, atau jalan terang yang dilalui manusia pada
berbagai bidang kehidupan.
Kurikulum ialah rencana atau bahasan
pengajaran, sehingga arah kegiatan pendidikan menjadi jelas dan terang.
Pengertian ini terkait dengan hal yang paling menonjol dari isi kurikulum,
yaitu susunan bahan atau mata pelajaran yang akan digunakan sebagai acuan dalam
kegiatan pendidikan.
Kurikulum dalam bidang pendidikan,
dalam arti yang sempit dapat dikemukakan sebagai berikut.
Pertama, kurikulum sebagaimana dikemukakan
Omar Mohammad al Toumy al Syaibani adalah jalan yang dilalui oleh pendidik atau
guru latih dengan orang-orang yang dididik dan dilatihnya untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka.
Kedua, kurikulum sebagaimana dikemukakan
oleh Crow dan Crow adalah rancangan pengajaran yang isinya sejumlah mata
pelajaran yang disusun secara sistematis sebagai syarat untuk menyelesaikan
suatu program pendidikan tertentu.
Ketiga, kurikulum sebagaimana dikemukakan
Abdurrahman Salih Abdullah adalah sejumlah mata pelajaran ysng disiapkan
berdasarkan rancangan yang sistematik dan koordinatif dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Keempat, kurikulum sebagaimana dikemukakan
Muhammad Ali Khalil adalah seperangkat perencanaan dan media untuk mengantar
lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan.
Selanjutnya kurikulum dalam arti yang
lebih modern dan luas, dapat dikemukakan sebagai berikut.
Pertama,
kurikulum dalam arti modern sebagaiman
dikemukakan Ahmad Tafsir adalah tidak hanya sekadar berisi rencana pelajaran
atau bidang studi, melainkan semua yang secara nyata terjadi dalam proses
pendidikan sekolah.
Kedua, kurikulum dalam arti modern,
sebagaimana dikemukakan Addamardasy Sarhan dan Munir Kamil, sebagaimana dikutip
Omar Mohammad al Toumy al Syaibani adalah sejumlah pengalaman pendidikan,
budaya, sosial, olahraga, dan seni yang disediakan oleh sekolah bagi
murid-muridnya di dalam dan di luar sekolah dengan maksud menolongnya untuk
berkembang menyeluruh dalam segala segi dan mengubah tingkah laku mereka sesuai
dengan tujuan-tujuan pendidikan.
Ketiga, kurikulum dalam arti modern,
sebagaimana dikemukakan Hasan Langgulung adalah sejumlah pengalaman pendidikan,
kebudayaan, sosial, olahraga, dan
kesenian baik yang berada di dalam maupun di luar kelas yang dikelola oleh
sekolah.
Pengertian kurikulum baik secara
tradisional maupun secara modern dapat dijumpai di dalam ajaran Islam, baik
pada dataran normatif, maupun historis filosofis. Secara normatif, di dalam
al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menyuruh manusia agar mempelajari segala
sesuatu baik yang bersifat tertulis maupun benda-benda yang ada di langit, baik
kehidupan umat di masa sekarang maupun masa yang silam dan yang akan datang.
Selain merujuk ayat-ayat al Qur’an dan
al-hadis yang bersifat normatif, sebagaimana tersebut di atas, penyusunan dan
pembinaan kurikulum dalam pendidikan Islam, juga dapat merujuk pendapat para
ulama Islam tentang ilmu pengetahuan dan hukum mempelajarinya. Dalam hubungan
ini tercatat sejmlah ulama yang mambahas tentang ilmu pengetahuan dan kewajiban
mengajarkannya sebagai berikut.
Pertama, pembagian ilmu imam al-Ghazali.
Menurutnya, bahwa setiap muslim wajib menuntut ilmu pengetahuan. Dia membagi
ilmu-ilmu ini kepada dua jenis, yaitu ilmu yang fardhu ain dan ilmu yang fardu
kifayah. Ilmu-ilmu yang termasuk fardhu ain dalam mempelajarinya yaitu
ilmu-ilmu agama dengan segala macamnya, mulai dengan mempelajari kitab Allah
(al-Qur’an) sampai kepada dasar-dasar ibadah seperti shalat, puasa, zakat, dan
haji. Adapun yang termasuk ilmu-ilmu fardhu kifayah yaitu setiap ilmu yang
dibutuhkan demi tegaknya urusan duniawi, seperti ilmu kedokteran dan aritmetis.
Kedua, pembagian ilmu menurut Ibn Khaldun.
Berdasarkan penglihatannya terhadap substansi ilmu serta kegunaannya bagi orang
yang mempelajainya, Ibn Khaldun membagi ilmu ke dalam empat bagian. Pertama, ilmu keagamaan dan syar’iyyah,
yaitu ilmu al-maqshudah bi al –dzat (ilmu
yang karena esensinya dijadikan tujuan utama), seperti al-Qur’an, as-Sunnah,
fiqih, tafsir, dan hadis. Kedua, ilmu
‘aqliyyah seperti fisika dan ketuhanan. Ilmu ini juga
termasuk al-maqshudah bi dzat. Ketiga, ilmu alat yang memnbantu
ilmu-ilmu syar’iyyah seperti ilmu bahasa, ilmu nahu dan balaghah. Keempat, ilmu
yang membantu ilmu ‘aqliyyah (fisika
dan ketuhanan) seperti ilmu mantik.
Berdasarkan uraian di atas dapat
dikemukakan beberapa catatan sebagai berikut. Pertama, bahwa pengertian
kurikulum dari waktu ke waktu senantiasa mengalami perkembangan, yaitu dari
pengertiannya yang sederhana, sempit, dan tradisional, hingga kepada
pengertiannya yang lebih luas, canggih, dan modern. Dilihat dari segi
rumusannya, kurikulum pendidikan Islam bisa dikatakan tergolong sederhana atau
tradisional, karena yang dibicarakan hanya masalah ilmu pengetahuan atau ajaran
yang diberikan. Namun dilihat dari segi ilmu yang akan diajarkannya serta
tempat berlangsungnya pengajaran tersebut, dapat dikatakan amat luas, mendalam
dan modern, karena tidak hanya mencakup ilmu agama saja, melainkan juga ilmu
yang terkait dengan perkembangan intelektual, keterampilan, emosional, sosial,
dan lain sebagainya.
Keberadaan kurikulum tersebut sangat
penting bagi keberlangsungan proses pendidikan. Peran dan orientasi kurikulum
tersebut, menurut sebagian ahli paling kurang ada empat macam, yaitu kurikulum
humanistik, rekonstruksi sosial, teknologis, dan akademis. Pada kurikulum yang
bercorak humanistik, kurikulum berfungsi memberikan pengalaman kepada setiap
pribadi secara memuaskan. Sementara itu, bagi mereka sebagai alat untuk
memengaruhi perubahan sosial dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi
masyarakat. Selanjutnya, bagi mereka yang berorientasi pada teknologis melihat
kurikulum sebagai proses teknologi untuk mewujudkan tujuan yang dikehendaki
oleh pembuat kebijaksanaan. Adapun bagi yang berorientasi akademis, melihat
kurikulum sebagai alat untuk meningkatkan intelektual atau kecakapan berpikir,
dengan cara memperkenalkan para siswa terhadap berbagai macam pelajaran yang
terorganisir dengan baik.
Dengan kata lain bahwa orientasi
kurikulum dalam pendidikan Islam tidak hanya diarahkan untuk mencapai
kebahagian hidup di dunia, juga untuk kebahagiaan hidup di akhirat. Tidak hanya
mengembangkan segi-segi wawasan intelektual dan keterampilan jasmani, melainkan
juga pencerahan keimanan, spiritual, moral, dan akhlak mulia secara seimbang.
B. Komponen
Kurikulum
Menurut Ahmad Tafsir, dalam bukunya yang berjudul
Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Kurikulum mengandung atau terdiri atas
komponen-komponen: (1) tujuan, (2) isi, (3) metode atau proses belajar
mengajar, dan (4) evaluasi.
Selanjutnya Abuddin Nata pun mengatakan bahwa
cakupan kurikulum meliputi empat bagian, antara lain:
1) Bagian yang berkenaan dengan tujuan-tujuan yang
ingin dicapai oleh proses belajar mengajar.
2) Bagian yang berisi pengetahuan, informasi,
data-data, aktivitas, dan pengalaman yang merupakan bahan bagi penyusunan
kurikulum yang isinya berupa mata pelajaran kemudian di masukkan dalam silabus.
3) Bagian yang berisi metode atau cara menyampaikan
mata pelajaran tersebut.
4) Bagian yang berisi metode atau cara melakukan penilaian
dan pengukuran atas hasil belajar mata pelajaran tersebut.
C. Asas-asas dan
Ciri-ciri Kurikulum Pendidikan Islam
1. Asas-asas Kurikulum Pendidikan Islam
S. Nasution menyebutkan adanya asas filosofis,
sosiologis, organisatoris, dan psikologis pada kurikulum. Asas-asas ini juga
digunakan sebagai asas kurikulum pendidikan islam, karena kurikulum pendidikan
islam membutuhkan jasa filsafat, sosiologi, organisasi, psikologi, dan ilmu
lainnya. Dengan berbagai disiplin ilmu tersebut, maka kurikulum pendidikan islam
dapat dijabarkan secara lebih luas, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
a) Asas filosofis berperan sebagai penentuan tujuan
umum pendidikan.
b) Asas sosiologis berperan memberikan dasar untuk
menentukan apa saja yang akan dipelajari sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
kebudayaan, perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi.
c) Asas organisatoris berfungsi memberikan dasar-dasar
dalam penyusunan mata pelajaran, penentuan luas dan sempitnya uraian, serta
urutan, dan susunan mata pelajaran tersebut.
d) Asas psikologis berperan memberikan berbagai
prinsip tentang perkembangan anak didik dalam berbagai aspeknya, serta
menyampaika bahan pelajaran agar dapat dicerna dan dikuasai anak didik sesuai
dengan tahap perkembangannya.
Asas-asas ini menjadi bagian yang perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan dengan cermat dalam menyusun kurikulum
pendidikan islam. Penggunaan berbagai asas tersebut dalam kurikulum pendidikan
islam, harus disesuaikan atau sejalan dengan ajaran islam.
2. Ciri-ciri Kurikulum Pendidikan Islam
Omar Mohammad al-Taomy al-Syaibany menyebutkan,
bahwa ciri kurikulum pendidikan islam ada lima, antara lain:
a) Mononjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuannya. Kandungan, metode,
alat, tekniknya bercorak agama.
b) Meluas cakupannya dan menyeluruh kandungannya,
yaitu kurikulum yang betul-betul mencerminkan semangat, pemikiran dan ajaran
yang menyeluruh. Disamping itu, ia juga luas dalam perhatiannya. Ia
memerhatikan bimbingan dan pengembangan terhadap segala aspek pribadi pelajar
dari segi intelektual, psikologis, sosial, dan spiritual.
c) Bersikap seimbang diantara berbagai ilmu yang
dikandung dalam kurikulum yang digunakan. Selain itu juga seimbang antara
pengetahuan yang berguna bagi pengembangan individu dan pengembangan sosial.
d) Bersifat menyeluruh dalam menata seluruh mata
pelajaran yang dipelukan oleh anak didik.
e) Kurikulum yang disusun selalu disesuaikan dengan
inat dan bakat anak didik.
D. Prinsip Dasar Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Islam
Tentang prinsip-prinsip umum yang
menjadi dasar penyusunan kurikulum pendidikan Islam, diantaranya:
1) Prinsip relevansi adalah adanya
kesesuaian pendidikan dengan lingkungan hidup murid, relevansi dengan kehidupan
masa sekarang dan akan datang, dan relevansi dengan tuntutan pekerjaan.
2) Prinsip efektifitas adalah agar
kurikulum dapat menunjang efektifitas guru yang mengajar dan peserta didik yang
belajar.
3) Prinsip efisiensi adalah agar kurikulum
dapat mendayagunakan waktu, tenaga, dana, dan sumber lain secara cermat, tepat,
memadai dan dapat memenuhi harapan.
4) Prinsip kesinambungan adalah saling
hubungan dan jalin menjalin antara berbagai tingkat dan jenis program
pendidikan.
5) Prinsip fleksibilitas artinya ada
semacam ruang gerak yang memberikan sedikit kebebasan di dalam bertindak yang
meliputi fleksibilitas dalam memilih program pendidikan, mengembangkan program
pengajaran, serta tahap-tahap pengembangan kurikulum.
6) Prinsip integritas antara mata
pelajaran, pengalaman-pengalaman, dan aktivitas yang terkandung di dalam
kurikulum, begitu pula dengan pertautan antara kandungan kurikulum dengan
kebutuhan murid dan masyarakat
E. Pengembangan Kurikulum Dari Berbagai
Aspek
1) Aspek Materi
Diantara
prinsip pengembangan kurikulum ada prinsip relevansi yang ahrus menjadi
pertimbangan bagi penentuan suatu materi. Agar materi yang diberikan bermanfaat
bagi kehidupan anak didik, hendaknya materi tersebut harus sesuai dengan
tuntutan zaman, kesempurnaan jiwa anak didik tanpa melupakan esensi ajaran
Islam itu sendiri.
2) Aspek Tujuan
Dalam
prinsip pengembangan kurikulum hal ini sangat berkaitan dengan prinsip
efektifitas. Dengan semakin banyaknya tujuan yang harus dicapai, akan mendorong
efektifitas proses yang akan dilaksanakan. Sebagai suatu rancangan, tentu ada
rencana yang dapat tercapai. Dan sebaiknya tujuan yang akan dicapai harus jelas
dan memang benar-benar sesuai dengan segala komponen yang berpengaruh terhadap
pendidikan itu sendiri. Jangan sampai apa yang diajarkan dan proses
pelaksanaannya sangat berbeda dengan tujuan yang diharapkan.
3) Aspek Lembaga
Banyak orang
beranggapan bahwa mengelola lembaga pendidikan agama tidak perlu mendapat
perhatian dan penanganan khusus. Karena out-put-nya kurang dapat
diandalkan untuk berkompetensi dalam masyarakat jika dibanding out-put lembaga
pendidikan lain. Secara administratif, lembaga pendidikan Islam yang
benar-benar menerapkan manajemen pendidikan dengan baik sangat jarang sekali.
Salah satu hal yang sangat berkaitan dengan lembaga pendidikan adalah
lingkungan pendidikan yang menjadi salah satu sarana seorang anak dapat memperoleh
pendidikan dengan baik.
*** Wiwi Marwiyah
*** Dewi Rachmawati
1 komentar:
silahkan kirim komentar apabila ada yang ingin di tanyakan..
mari berbagi informasi bersama 7humaira :-)
*wiwi marwiyah*
Posting Komentar