Minggu, 11 November 2012 | By: Unknown

METODE PENDIDIKAN ISLAM


Seorang pendidik yang selalu berkecimpung dalam proses belajar mengajar, kalau ia benar-benar menginginkan agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien, maka penguasaan materi saja tidaklah mencukupi. Ia harus menguasai berbagai teknik atau metode penyampaian materi dan dapat menggunakan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar, sesuai dengan materi yang diajarkan dan kemampuan anak didik yang menerima. Pemilihan teknik atau metode yang tepat kiranya memang memerlukan keahlian tersendiri. Para pendidik harus pandai memilih dan mempergunakan teknik atau metode yang akan dipergunakannya.
Hadisusanti mengatakan bahwa sesungguhnya cara atau metode mengajar adalah suatu “seni”, dalam hal ini yang dimaksud adalah seni mengajar. Sebagai suatu seni tentu saja metode mengajar harus menimbulkan kesenangan dan kepuasan bagi anak didik. Kesenangan dan kepuasan merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan gairah dan semangat bagi anak didik.

1. Pengertian

Istilah Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu metha+hodos, metha berarti : melalui atau melewati, dan hodos berarti : jalan atau cara. Metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.

Istilah Pendidikan merupakan usaha untuk membimbing dan membina serta bertanggung jawab untuk mengembangkan intelektual pribadi anak didik ke arah kedewasaan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan seharu-hari.  Maka pendidikan islam adalah sebuah proses dalam membentuk manusia-manusia muslim yang mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mewujudkan dan merealisasikan tugas dan fungsinya sebagai khalifah Allah Swt.

Dalam penggunaan metode pendidikan islam yang perlu dipahami adalah bagaimana seseorang pendidik dapat memahami hakikat metode dalam relevansinya dengan tujuan utama pendidikan Islam. Tujuan diadakan metode adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar ajaran islam lebih berdaya guna dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran peserta didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta didik. Tugas utama metode pendidikan Islam adalah mengadakan aplikasi prinsip-prinsip psikologis dan pedagogis sebagai kegiatan antar hubungan pendidikan yang terealisasi melalui penyampaian keterangan dan pengetahuan siswa agar dapat mengetahui, memahami, menghayati dan meyakini materi yang diberikan.

Para ahli merumuskan berbagai ta’rif tentang metode mengajar di antaranya ialah sebagai berikut :

1.     Abd. Rahman Ghunaimah menta’rifkan bahwa “metode mengajar adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran.”

2.     Muhammad Atiyah Al-Abrasyi menta’rifkan pula bahwa “metode mengajar adalah jalan yang kita ikuti untuk memberikan pengertian pada murid-murid tentang segala macam materi dalam berbagai pengajaran.

Pendidikan merupakan persoalan yang unik sekaligus komleks, menyangkut semua komponen yang terkandung didalam pendidikan. Diantaranya menyangkut metode yang digunakan atau ditetapkan. Khususnya metode pendidikan Islam terdapat beberapa macam contoh  bentuk metode yang biasa digunakan. Diantaranya :
1. Metode Ceramah. Metode ceramah adalah suatu cara memberikan pengertian dan uraian terhadap suatu masalah yang disampaikan oleh guru secara lisan (W. James Pophan, dan Eva L. Baker, 2003)
2.     Metode Tanya Jawab. Metode tanya jawab adalah penyampaian pesan      pesan pengajaran dengan dengan cara mengajukan pertanyaan dan siswa menjawab atau sebaliknya siswa diberikan kesempatan dan guru menjawab.
3. Metode Diskusi. Metode diskusi adalah merupakan cara mempelajari pelajaran dengan cara mendebatkan permasalahan tersebut dengan saling beradu argumentasi secara rasional dan objektif sehingga ditemukan solusi pemecahan masalah tersebut dari tangapan peserta didik.
4.  Metode Eksperimen. Metode eksperimen adalah cara mengajar dimana siswa melakukan percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menulis hasil percobaan kemudian hasil pengamatan itu akan dipresentasikan didepan teman-temannya.
5. Metode Demonstrasi. Metode demonstrasi adalah merupakan suatu teknik  mengajar kepada peserta didik dalam bentuk peragaan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara melakukan sesuatu.(Zakiyah Drajat, dkk)
6.  Metode Sosiodrama. Metode ini merupakan upaya menunjukan tingkah laku yang berkaitan dengan peristiwa sosial dan psikologis yang sulit dipahami apabila hanya dijelaskan dengan kata-kata saja, maka perlulah didramatisi dimana siswa berperan aktif (dipartisipasikan) dalam peristiwa tersebut.
7. Metode Karya Wisata. Metode karya wisata adalah suatu metode pengajaran yang dilaksanakan diluar kelas untuk menunjukan suatu hal atau peristiwa yang memiliki hubungan dengan materi pengajaran. Metode ini biasanya dilakukan dengan mengajak peserta didik kesuatu tempat seperti museum, pantai, sungai, gunung, kolam, taman, atau tempat tempat lain sesui dengan  materi yang sudah diajarkan.
8.  Metode Resitasi. Metode ini merupakan metode pemberian tugas-tugas khusus yang dikerjakan diluar jam pelajaran atau disebut pekerjaan rumah. Namun metode ini merupakan metode yang diterapkan pada saat pembelajaran berlansung dimana siswa diperintahkan menginformasikan fakta-fakta berupa data yang didapatkan dari laboratorium, perpustakaan, dan sumber-sumber belajar lainnya.
9. Metode Drill. Metode drill merupakan metode pengajaran melalui pelatihan-pelatihan peserta didik terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan. Agar siswa memiliki kecakapan dan keterampilan yang lebih tinggi terhadap pelajaran yang telah berlalu atau yang telah diajarkan dan dipelajari.
10. Metode Simulasi. Metode ini memiliki pengertian bahwa suatu usaha        untuk memperoleh pemahaman akan hakikat dari suatu konsep atau prinsip atau ketrampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan dalam situasi tiruan.
11. Metode Kerja Kelompok. Metode kerja keompok adalah merupakan salah satu dari sekian metode pendidikan dimana peserta didik dibagi menjadi beberapa regu (dikelompokkan) sesuai dengan kemampuan dan minatnya untuk memecahkan masalah atau menyelesaikan tugas guna tercapainya suatu tujuan pengajaran dengan sistem gotong royong.
12. Metode Proyek. Metode proyek adalah upaya penyajian materi dalam memecahkan masalah dengan memecahkan masalah dengan langkah-langkah ilmiah, logis, dan sistematis. (Roestiyah N.K, 2001)
13. Metode Nasihat. Yang dimaksud metode nasihat ialah penjelasan tentang kebenaran dan kemaslahatan dengan tujuan menghindarkan orang yang dinasehati dari bahaya serta menujukannya kejalan yang mendatangkan kebahagiaan dan mamfaat.
14. Metode cerita. Metode kisah mengandung arti suatu cara menyampaikan materi dengan menceritakan tentang kronologis bangaimana terjadinya suatu hal baik yang sebenarnya terjadi maupu hanya rekaan saja.
15. Metode keteladanan. Metode keteladanan merupakan salah satu metode pendidikan melalui pemberian contoh, baik berupa tingkah laku, sifat, cara berfikir, dan sebagainya. Namun keteladanan disini yang dimaksud adalh keteladan yang baik.
16. Metode pembiasaan. Metode pembiasaan dapat diartikan sebagai suatu cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan peserta didik berfikir dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran agama islam.
17. Metode kisah. Metode kisah adah salah satu penyampaian materi dengan menuturkan sutu peristiwa sejarah hidup umat manusia dimasa lampau yang menyangkut ketaatnnya atau kemungkarannya dalam hidup terhadap perintah tuhan yang dibawakan nabi atau rasul yang hadir diantara mereka.
18. Metode targieb dan tarhieb. Metode targieb dan tarhieb yaitu cara memberikan pelajaran dengan memberikan dorongan (motivasi) untuk memperoleh kegembiraan bila mendapat suskses dalam kebaikan, sedangkan bila tidak sukses karena tidak mengikuti petunjuk yang benar akan mendapatkan kesusahan.
19. Metode taubat dan ampunan. Metode taubat dan ampunan yaitu cara membangkitkan jiwa dari rasa frustasi kepada kesegaran hidup dan optimisme dalam belajar seseorang, dengan memberikan kesempatan memperbaiki kesalahan kesalahan yang telah lampau yang diikuti dengan penyesalan atas dosa dan kesalahnya. Sehingga memungkinkan timbulnya sikap dan perasaan mampu berbuat yang lebih baik lagi di iringi rasa optimis dan harapan harapan hidup dimasa depan.

Semua metode yang disebutkan di atas boleh saja dipergunakan dalam pendidikan Islam asalkan tidak bertentangan dengan prinsio-prinsip yang mendasarinya ( Al-Quran dan Hadits).  Perlu disadari bahwa sangat sulit untuk menyebutkan metode mengajar mana yang terbaik, yang paling  sesuai dan efektif. Sebab suatu macam metode mengajar menjadi baik sekali pada seorang guru, sebaliknya pada guru lain pemakaian menjadi jelek. Begitupun pula metode yang umumnya dikatakan baik dapat gagal pada guru yang tidak menguasai teknik penguasaannya.


2. Dasar-dasar Umum Metode Pendidikan Islam

Metode Pendidikan Islam  dalam penerapannya banyak menyangkut permasalahan individual atau sosial peserta didik dan pendidik itu sendiri sehingga dalam menggunakan metode seorang pendidik harus memperhatian dasar-dasar metode pendidikan tersebut. Dalam hal ini tidak bisa terlepas dari dasar agamis, biologis, psikologis dan sosiologis.

1.     Dasar Agama

Al-Quran dan Hadits tidak bisa dilepaskan dari pelaksanaan metode pendidikan Islam. Dalam kedudukannya sebagai dasar ajaran Islam, maka dengan sendirinya, metode pendidikan Islam harus merujuk pada kedua sumber ajaran tesebut, sehingga segala penggunaan dan pelaksanaan metode pendidikan Islam tidak menyimpang dari tujuan pendidikan itu sendiri.

2.     Dasar Biologis
Dalam memberikan pendidikan dalam pendidikan Islam, seseorang pendidik harus memperhatikan perkembangan biologis anak didik. Perkembangan kondisi jasmani (biologis)  seseorang juga mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap dirinya. Berdasarkan hal ini, kondisi jasmani (biologis) memegang peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan. Sehingga dalam menggunakan metode pendidikan seseorang pendidik harus bijaksana dan mem[erhatikan kondisi biologis peserta didik.
3.     Dasar Psikologis

Kondisi psikologis yang menjadi dasar dalam metode pendidikan Islam berupa sejumlah kekuatan psikologis peserta didik termasuk motivasi, emosi, sikap, minat, keinginan, kesediaan, bakat dan kecakapan akal (intelektualnya) sehingga seorang pendidik dituntut untuk mengambangkan potensi psikologis yang ada pada peserta didik.

4.     Dasar Sosiologis

Interaksi yang terjadi antara sesama siswa dan interaksi antara guru dan siswa, merupakan interaksi timbal balik yang kedua belah pihak akan saling memberikan dampak positif pada keduanya. Dalam kenyataan secara sosiologis seorang individu dapat memberikan pengaruh pada lingkungan social masyarakatnya dan begitu pula sebbaliknya. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik dalam berinteraksi dengan siswanya hendaklah memberikan tauladan dalam proses sosialisasi dengan pihak lainnya.

Dari beberapa uraian di atas dapat dikatakan bahwa pelaksanaan metode pendidikan Islam harus dijalankan atas dasar agama, biologis, psikologis dan sosiologis. Dengan keempat dasar tersebut metode pendidikan akan mampu melaksanakan perannya sebagai jembatan menuju tercapainya tujuan pendidikan Islam.


3. Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam

Hasan Langgulung mengemukakan adanya tiga prinsip yang mendasari metode pendidikan dalam islam, yaitu :

1. Sifat-sifat metode dan kepentingan yang berkenaan dengan tujuan utama pendidikan Islam, yaitu pembinaan manusia mukmin yang mengaku sebagai hamba Allah.
2. Berkenaan dengan metode mengajar yang prinsip-prinsipnya terdapat dalam Al-Quran dan Hadits.
3. Membangkitkan motivasi dan adanya kedisiplinan atau dalam istilah Al-Quran disebut ganjaran (tsawab) dan hukuman (iqab).



4. Metode Pendidikan Menurut Pakar Pendidikan Islam

Para ahli didik Islam telah merumuskan berbagai metode pendidikan Islam , diantaranya :

1.     Al-Ghazali

Seyogianya Agama diberikan kepada anak sejak usia dini, sewaktu ia menerimanya dengan hafalan di luar kepala. Ketika ia menginjak dewasa, sedikit demi sedikit makna agama akan tersingkap baginya. Jadi prosesnya dimulai dari hafalan,  diteruskan dengan pemahaman, keyakinan dan pembenaran. Demikianlah keimanan tumbuh pada anak tanpa dalil terlebih dahulu.

2.      Abdullah Nashih Ulwan

Selanjutnya Abdullah Nashihul Ulwan menguraikan pula 4 langkah yang harus dilakukan pendidik di rumah tangga (orang tua) dalam tanggung jawabnya mendidik keimanan anak, diantaranya:

a.     Menyuruh anak-anak semenjak awal membaca Lailahailla Allah.
b.     Memperkenalkan sejak awal tentang pemikiran hokum halal dan haram.
c.     Menyuruh anak beribadat semenjak umur 7 tahun.
d.     Mendidik anak supaya cinta kepada Rasul dan keluarganya serta cinta membaca Al-Quran.

3.     Abdul Rahman Al-Nahwali

Al-Nahwali mengemukakannya pula metode Quran dan Hadits yang dapat menyentuh perasaan, yaitu:
a.     Metode Hiwar (percakapan).
b.     Mendidik dengan kisah-kisah qurani dan nabawi.
c.     Mendidik dengan memberi tauladan (uswatun hasanah).
d.     Mendidik dengan pembiasaan diri dan pengalaman.

4.     Abdurrahman Saleh Abdilah

Abdurrahman Saleh Abdilah mengemukakan beberapa metode pendidikan dan peranannya yaitu :
a.     Metode cerita atau ceramah.
b.     Metode diskusi, Tanya jawab atau dialog.
c.     Metode perumpamaan.
d.     Metode hukuman.


5. Cara mengaplikasikan metode pendidikan Islam dalam proses belajar mengajar.

a.     Melalui Keteladanan.

Rasulullah saw adalah panutan terbaik bagi umatnya, pada diri beliau senantiasa ditemukan tauladan yang baik serta kepribadian mulia. Sifat-sifat yang ada pada beliau adalah shidiq, amanah, tabligh dan fathonah. Pribadi seperti yang diteladankan Rasulullah saw itulah seyogyanya dimiliki dan ditampilkan oleh setiap pendidik karena Rasulullah saw adalah manusia pilihan yang dimuliakan Allah SWt.
Dalam proses pendidikan brearti setiap pendidik harus berusaha menjadi teladan peserta didiknya. Teladan dalam semua kebaikan dan bukan sebaliknya. Dengan keteladanan itu dimaksudkan peserta didik senantiasa akan mencontohkan segala sesuatu yang baik-baik dalam perkataan maupun perbuatan.

b.     Melalui Kebiasaan.

Faktor ini perlu diterapkan pada peserta didik sejak dini. Contoh sederhana misalnya membiasakan mengucapkan salam pada waktu masuk dan keluar rumah, membaca basmalah setiap memulai suatu pekerjaan dan mengucapkan hamdalah setelah menyelesaikan pekerjaan.
Faktor pembiasaan ini hendaklah dilakukan secara kontinu dalam arti dilatih dengan tidak jemu-jemunya dan faktor ini pun harus dilakukan dengan menghilangkan kebiasaan buruk.

c.     Melalui cerita atau nasehat.

Misalnya tentang cara menasehati anak yang terdapat di surat al-Luqman ayat 13 s.d 19, surat Al-Kahfi ayat 70-82 tentang pertemuan antara nabi Musa dan nabi Khidir yang menghasilkan tentang adab seorang murid, adab seorang guru, tentang materi pelajaran dan masih banyak lagi.
Dengan melalui metode ini yang mengandung nasihat, pelajaran dan petunjuk yang sungguh sangat efektif untuk menciptakan suasana interaksi pendidikan. Cerita-cerita dan nasehat itu akan sangat besar pengaturnya pada perkembangan psikologis peserta didik bila disampaikan secara baik-baik dan sesuai situasi dan kondisi.


DAFTAR PUSTAKA

Ramayulis, H. 1990. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta : Kalam Mulia.
http://khaerul-huda.blogspot.com/2011/08/metode-dalam-pendidikan-islam.html di akses pada tanggal 11 November 2012 Pukul 19:18 WIB.


(RIA FAZRIA, WIRDATUL QAMARIAH, NUR IFANA KHAIRUNNISA, TIARA RAKHMA YONITA).



0 komentar:

Posting Komentar