Pendidikan merupakan persoalan penting semua umat.
Pendidikan selalu menjadi tumpuan harapan untuk mengembangkan individu dan
masyarakat. Pendidikan pula dijadikan alat untuk memajukan peradaban. Manakala
stabilitas bangsa terguncang, maka yang akan ditinjau ulang pertama kali adalah
sistem pendidikan.
Manusia lahir tanpa memiliki pengetahuan apapun, namun
manusia terlahir dilengkapi dengan fitrah yang memungkinkannya untuk menguasai
berbagai pengetahuan dan peradaban. Melalui fungsi dari fitrah tersebutlah
manusia belajar dari lingkungan dan masyarakat. Kondisi awal individu dan
proses pendidikannya tersebut diisyaratkan dalam firman Allah SWT yang artinya “dan Allah mengeuarkan kamu dari perut ibumu
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia member kamu pendengaran,
penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur”(QS. An Nahl: 78).
Pada kesempatan kali ini kami akan membahas mengenai
tujuan pendidikan di dalam Islam. Untuk membahasnya lebih lanjut terkait tujuan
pendidikan di dalam Islam, mari selami terlebih dahulu apa itu pendidikan,
kemudian kita akan kerucutkan untuk mengetahui apa sajakah tujuan pendidikan di
dalam Islam.
Pendidikan merupakan suatu proses berkelanjutan yang mengandung unsur-unsur
pengajaran, latihan, bimbingan dan pimpinan dengan tumpuan khas kepada
pemindahan berbagai ilmu, nilai agama dan budaya
serta kemahiran yang berguna untuk diaplikasikan
oleh individu (pengajar atau pendidik) kepada
individu yang memerlukan pendidikan itu. Pendidikan
itu merujuk kepada manusia sebagai
objek utama dalam proses pendidikan.
Berikut ini
pendapat para pakar mengenai definisi pendidikan :
a.
John
Dewey beranggapan bahwa pendidikan
ialah satu proses membentuk kecenderungan asas yang
berupa akal dan perasaan terhadap alam dan manusia.
b.
Prof.
Horne Herbert berpendapat bahwa
pendidikan merupakan proses abadi bagi menyesuaikan
perkembangan diri manusia yang melingkupi aspek jasmani, alam, akliah, kebebasan dan perasaan
manusia terhadap Tuhan sebagaimana yang ternyata
dalam akliah, perasaan dan kemauan manusia.
c.
Herbert
Spencer pendidikan ialah
mempersiapkan manusia supaya dapat hidup dengan kehidupan yang sempurna.
d.
Jean
Jacques Rousseau berpendapat bahwa pendidikan merupakan
satu proses yang
berkelanjutan dan bermula dari masa kanak-kanak. Dalam proses ini,
segala kemungkinan
muncul dengan sendiri mengikuti kehendak dan peraturan yang telah ada.
e.
Confucious
berpendapat bahwa ialah projek untuk memupuk
kesempurnaan tingkah laku manusia dan ini boleh dicapai melalui amalan tingkah
laku yang sopan, bertimbang
rasa, ikhlas hati dan sebagainya.
f.
Hassan
Langgulung berpendapat
bahwa pendidikan itu sebagai proses menambah dan memindahkan
nilai kebudayaan kepada individu dalam
masyarakat
Berdasarkan definisi-definisi itu,
dapat disimpulkan bahwa pendidikan ialah
proses melatih akal, jasmani dan moral manusia
untuk melahirkan individu-individu
yang baik serta
menuju ke arah kesempurnaan bagi mencapai tujuan
hidup.
Allah SWT telah memuliakan hamba-hambanya dengan agama
Islam yang hanif dan agung. Islam yang hanif merupakan potensi dasar yang
dimiliki umat dan merupakan kunci kebahagiaan dunia dan akhirat. Suatu generasi
akan menjadi lemah apabila hubungan mereka dengan Islam melemah, dan akan
sengsara apabila jauh dari Islam.
Islam merupakan agama yang sempurna, yang
memperhatikan individu dan masyarakat serta aspek material dan aspek spiritual
secara menyeluruh. Islam menjelaskan makna ibadah, menguatkan nilai amal,
memperhatikan urusan hidup, dan menata berbagai urusan dunia. Islam juga memandang pendidikan sebagai
proses terkait dengan upaya mempersiapkan manusia untuk mampu memikul taklif
(tugas hidup) sebagai khalifah di muka bumi.
Tentunya agama Islam memiliki karakteristik dalam
memandang pendidikan. Yakni tidak ada pemisahan antara pendidikan dengan
nilai-nilai Islam. Tidak seperti Barat (yang mewakili ideology sekuler), yang
memisahkan antara agama dan pengetahuan. Berbeda sekali dengan pandangan Islam,
di dalam Islam antara ilmu kauniyah (ilmu alam) dan ilmu qauliyah (ilmu agama)
tidak ada saling pertentangan. Karena keduanya dating dari sumber yang sama
yakni Allah SWT. Oleh karena itu tidak boleh ada kesenjangan antara ilmu dan
agama, antara sain dan akhlaq, antara pengetahuan dan moral. Ada tiga prinsip
yang membentuk karakteristik asasi filsafat pendidikan Islam. Tiga prinsip itu
menafsirkan konsep Islam tentang alam, manusia, dan kehidupan. Yaitu penciptaan
yang bertujuan, kesatuan yang menyeluruh, dan keseimbangan yang kokoh[1].
Pendidikan merupakan upaya manusia untuk mencapai suatu
tujuan. Perlakuan itu akan manusiawi apabila mempertimbangkan kapasitas dan
potensi-potensi yang ada pada manusia. Tujuan yang hendak dicapai akan
manusiawi memanifestasikan aspek-aspek kemanusiaan. Atas dasar itu, perumusan
tujuan pendidikan harus selalu bertitik tolak dari pengenalan tentang tabiat
manusia.
Tujuan pendidikan Islam secara universal dirumuskan
oleh beberapa pakar pendidikan dengan hasil sebagai berikut, “pendidikan harus ditujuka untuk menciptakan
keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia secra menyeluruh dengan cara
melatih jiwa, akal pikiran, perasaan, dan fisik manusia. Dengan demikian,
pendidikan harus mengupayakan tumbuhnya seluruh potensi manusia, baik yang
bersifat spiritual, intelektual, daya khayal, fisik, ilmu pengetahuan, maupun
bahasa, baik secara perorangan ataupun kelompok, dan mendorong tumbuhnya
seluruh aspek tersebut agar mencapai kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan akhir
pendidikan adalah terlaksananya pengabdian yang pnuh kepada Allah, baik pada
tingkat perseorang, kelompok maupun kemanusiaan dalam arti seluas-luasnya.[2]
Berdasarkan pengertian tersebut, kita dapat temukan
ciri-ciri tujuan pendidikan yang bersifat universal sebagai berikut : pertama, mengandung prinsip universal
antara aspek akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah. Dengan memiliki keseimbangan
dan kesederhanaan antara aspek pribadi, komunitas, dan kebudayaan. Memiliki
kejelasan antara aspek kejiwaan manusia dan hokum setiap masalah. Memiliki
kesesuiaian antara berbagai unsure dan cara pelaksanannya. Memiliki realisme
dan dapat dilaksanakan, tidak berlebih-lebihan, praktis, realistic, sesuai
fitrah dan kondisi sosioekonoi, sosiopolitik, dan sosiokultural yang ada.
Sesuai dengn perubahan yang diinginkan, baik pada aspek rohaniyah dan nafsiyah,
serta perubahan kondidi psikologis, sosiologis, pengetahuan, konsep, pikiran,
kemahiran, nilai-nilai, sikap peserta didik untuk mencapai dinamisasi
kesempurnaan pendidikan. menjaga perbedaan individu, serta prinsip dinamis
dalam menerima perubahan dan perkembangan yang terjadi pada pelaku pendidikan
serta lingkungan di mana pendidikan itu dilaksanakan. Kedua, mengandung keinginan untuk mewujudkan manusia yang sempurna,
yang di dalamnya memiliki wawasan kafahagar mampu menjalankan tugas-tugas
kehambaan, kekhalifahan, dan pewaris nabi.
Secara nasional (kenegaraan) pendidikan memiliki
tujuan tersendiri dengan mengacu tujuan pendidikan secara universal. Seperti
tercantum pada UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional : “ membentuk
manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berkepribadian, memiliki ilmu
pengetahuan dan teknologi, ketrampilan, sehat jasmani, dan rohani memiliki rasa
seni, serta bertanggungjawab bagi masyarakat, bangsa, dan Negara”.
Sejatinya
agama Islam sangat memperhatikan pendidikan. Pendidikan di dalam Islam diartikan sebagai proses mendidik
dan melatih akliah, jasmaniah, dan ruhaniah
manusia. Ia berasaskan nilai-nilai
Islamiah yang bersumber Al-Qur’an dan sunnah
Rasulullah s.a.w bagi melahirkan insan yang bertakwa dan mengabdikan
diri kepada Allah semata-mata. Untuk
mencapai matlamat tersebut, pendidikan akliah
atau intelektual amat penting dalam mendidik akal.
Karena akal merupakan unsur paling berharga
kepada manusia yang bertindak (berfikir) secara
rasional tetapi kemampuannya agak terbatas.
Fungsi tersebut telah
dijelaskan wahyu pertama “iqra’” hal ini menjelaskan bahwa diperlukan bimbingan Allah
untuk mencapai sebuah pemahaman. Oleh
itu, pendidikan dalam
Islam menekankan mengeaskan pentingnya pengisian dalam melatih
akliah manusia dengan nilai-nilai ketuhanan (ilmu
tauhid), sifat ketaatan (ta’abbud) dan penyucian rohani
(tazkiyyah). Dengan demikian, pendidikan akal atau
mental tidak tersisih daripada nilai-nilai kerohanian. Pendidikan
jasmani pula meliputi aspek fisikal dan
mental. Karena aspek fisik dan mental dalam diri
setiap manusia meliputi kebersihan, kesehatan,
kecerdasan,
kekuatan, keberanian dan disiplin.
Ia bertujuan melahirkan insan yang sehat dan
kuat untuk menjalankan kewajiban kepada Allah. Selain
itu, pendidikan jasmani juga dilihat dari sudut
kerohanian dan kejiwaan yang menitikberatkan pembersihan
jiwa (tazkiyyah nafs) serta keluruhan budi
pekerti melalui Pendidikan yang berbentuk rohani atau spiritual juga
penting dalam Islam
yaitu dalam konteks hubungan
manusia dengan Allah.
Keyakinan kepada Allah
menjadi asas dalam mencapai kejayaan karena kekuatan rohani yang dimiliki oleh individu itu
akan membawa kepada kekukuhan pendidikan fisikal, intelektual
dan akhlak. Dengan itu, pendidikan di dalam Islam tidak
akan terwujud tanpa disertai pendidikan rohani.
Maka bertitik tolak dari pengertian ini, Islam menekankan
beberapa aspek tertentu yang perlu diutamakan
dalam pendidikan Islam.
Aspek tersebut ialah pertama,
pendidikan itu sebagai
pendidikan seumur hidup; kedua, pembangunan seluruh potensi
manusia (roh, akal, dan jasad) secara bersepadu yang
mencakupi aspek kognitif dan efektif. Ketiga, berperanan
sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya; keempat, memakmurkan
seluruh alam; kelima, kesepaduan dan kesempurnaan iman, ilmu dan
amal untuk mencapai
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Pendidikan yang berasaskan nilai-nilai Islamiah tidak
hanya diarahkan kepada pengajaran akademik tetapi
juga bimbingan asuhan yang dilakukan oleh pendidik.
Pendidikan
di dalam Islam merupakan satu
proses menerapkan nilai-nilai Islam dan merealisasikan
hasilnya dalam bidang pembinaan insan,
pembentukan dan pemasyarakatannya mengikut
dasar-dasar yang digariskan oleh Allah serta
membentuk sikap dan tingkah laku seseorang. Ia
juga boleh dianggap sebagai suatu konsep yang mengandungi
langkah-langkah dan kaedah-kaedah ilmiah
yang dibawa oleh Islam bagi menjamin pembentukan
peribadi yang sesuai dengan akidah Islam.
0 komentar:
Posting Komentar